Gambar Sampul Bahasa Indonesia · j_Pelajaran 10 Menelaah Teks Drama
Bahasa Indonesia · j_Pelajaran 10 Menelaah Teks Drama
Erwan, dkk

24/08/2021 15:15:43

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

129

Menelaah Teks

Drama

i

Menelaah Teks

Menelaah Teks

Drama

Drama

19

Anda pasti pernah menonton pementasan drama. Ketika

pementasan itu berlangsung, pasti ada dialog yang akan

mengungkapkan jalannya cerita dari pementasan drama. Dalam

dialog, akan muncul berbagai karakter dari tiap tokohnya.

Nah,pada Pelajaran 10 ini, Anda akan mempelajari karakter tokoh

tersebut. Selain itu, Anda pun akan belajar mendiskusikan prosa

narasi, menelaah komponen kesastraan dalam teks drama, serta

menulis puisi dengan tema tertentu.

10

10

S

u

m

b

e

r

:

w

w

w

.

r

a

n

e

s

i

.

n

l.

c

o

m

129

129

Pelajaran

Pelajaran

Alokasi waktu: 16 jam pelajaran

Peta

Peta

Konsep

Konsep

terdiri atas

melalui

proses

melalui

proses

melalui

proses

melalui

proses

mencatat pokok berita

Mengekspresikan

Karakter

Tokoh dalam

Teks Drama

Mendiskusikan

prosa narasi

Menulis puisi

dengan tema

tertentu

Menelaah

komponen

kesastraan teks

drama

• mengetahui

unsur intrinsik

novel

• mengungkapkan

nilai-nilai dalam

novel

• menulis puisi

• membacakan

puisi

• mengetahui

karakter tokoh

• mengekspresikan

karakter tokoh

Kegiatan

Bersastra

• memahami aspek-

aspek teks drama

• menganalisis

unsur kesastraan

drama

130

130

Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa

Memahami naskah atau menonton pertunjuk an drama dapat

dilakukan dengan cara menyimak percakapan antar

pelaku.

Percakapan dan tanya jawab antarpelaku disebut dialog. Dialog

dapat memperkenalkan watak tokoh dan me nerang kan isi naskah.

Dialog yang berisi kata-kata atau kalimat yang diucapkan oleh

tokoh kepada tokoh lain memuat peristiwa dan pokok pembicaraan

yang ingin diungkapkan pengarang.

Tokoh-

tokoh diciptakan oleh pengarang sebagai pelaku

cerita. Karakter para Tokoh menggerakkan cerita dalam drama.

Karakter yang ditampilkan, seperti pemberani, penakut, jahat,

serakah, baik hati, ramah, ceria, pemurung, dan penyabar.

Penokohan/karakter pelaku utama adalah pelukisan karakter/

kepribadian pelaku utama. Dalam penokohan dikenal karakter

para pelaku sebagai protagonis, yaitu pembawa ide pokok atau

dasar yang merupakan pusat cerita. Penokohan lain adalah tokoh

antagonis, yaitu penentang ide pokok yang menimbulkan ke-

tegangan. Tokoh lain yakni tokoh trigonis, yaitu penengah serta

pendamai dua pihak sebagai penyelesai ketegangan. Munculnya

karakter dari tiap tokoh memunculkan konfl ik yang menimbulkan

jalan cerita.

Plot/jalan cerita, yaitu rangkaian kejadian yang dialami oleh

para pelaku cerita, biasanya terdiri atas eksposisi, intrik, klimaks,

antiklimaks, dan konklusi.

Tanda Bahaya

Karya Bakdi Soemanto

Panggung menggambarkan suatu kelas.

Ada tiga atau empat meja, kursi murid, sebuah

meja dan kursi untuk guru, dan sebuah papan

tulis. Letak perlengkapan itu diatur sedemikian

rupa sehingga memberikan kesan sebuah kelas.

Yanti, seorang pelajar, tampak tengah

duduk di salah satu meja itu. la menekuni

sebuah buku pelajaran.

Asdiarti : (

Masuk dan terkejut melihat Yanti

masih di kelas

) Kau masih di sini,

Yanti? Belum pulang?

Yanti : (

Tidak menjawab. la hanya

menggeleng, dan terus melanjutkan

membaca

)

Asdiarti : (

Mendekati

) Ada sesuatu?

Yanti : (

Menggeleng

)

Asdiarti : Aku mengerti sebenarnya per-

soalanmu, Yanti. Lebih baik kau

mengatakan kepadaku lekuk liku

persoalanmu. Sehingga kalau aku

tahu persis duduknya perkara,

barangkali aku bisa menolongmu.

Yanti

:

Aku mengerti, aku memang harus

mengatakannya. Tetapi aku tidak

tahu dari mana dan bagaimana aku

harus mulai.

Asdiarti : Kenapa?

Mengekspresikan Karakter

Mengekspresikan Karakter

Tokoh dalam Teks

Tokoh dalam Teks

Drama

Drama

A

Tujuan Belajar

Anda diharapkan dapat:

• mengapresiasi

unsur-unsur drama

yang dipentaskan

sehingga Anda dapat

memahami dengan

baik hal-hal yang

disampaikan;

• mengetahui

berbagai karakter

tokoh drama dan

mengekspresikannya

dengan pemeranan.

131

131

Menelaah Teks

Drama

Yanti : Sangat ruwet!

Asdiarti : Kau dipaksa kawin oleh orang

tuamu?

Yanti

: Antara lain itu. Tapi banyak lagi

soalnya.

Asdiarti : Apa?

Yanti

: Ah, sudahlah. Sebaiknya kau tak

usah memaksaku mengatakannya.

Sulit. Terlalu sulit.

Asdiarti : Yah, aku tahu kau tidak krasan di

rumah. (

Memandang

)

Yanti

: Itu persoalan yang banyak kita

rasakan bersama.

Asdiarti

: Kau juga mengalami seperti itu?

Yanti

: Memang. Cuma persoalanku

tidak seberat persoalanmu. Aku

selalu menghibur diri dengan

cara pergi dengan teman-teman

pria kalau Minggu. Ke Kaliurang

atau ke mana saja.

Sumbe

r:

Naskah Drama Remaja,

1980

Pada teks drama

Tanda Bahaya

tersebut, tokoh ter diri

atas Yanti dan Asdiarti. Asdiarti memiliki karakter perhatian dan

baik hati. Ia tidak tega ketika melihat temannya murung. Ia pun

memiliki karakter tidak suka bermurung memikirkan masalah,

sedangkan Yanti berkarakter tertutup dan suka memikirkan

masalahnya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut.

Asdiarti

: (

Mendekati

) Ada sesuatu?

Yanti

: (

Menggeleng

)

Asdiarti

: Aku mengerti sebenarnya persoalanmu,

Yanti. Lebih baik kau mengatakan kepadaku

lekuk liku persoalanmu.

Yanti

: Aku mengerti, aku memang harus menga-

takannya.

Konfl

ik di dalam adegan ini, yakni ketika Yanti ingin me-

ngatakan sesuatu kepada Asdiarti, namun dia tidak tahu harus

mulai dari mana. Selain itu, Yanti dipaksa untuk menikah dengan

laki-laki pilihan orang tuanya. Hal ini dinamakan konfl

ik batin.

Latar dalam adegan 3 tersebut dijelaskan sejak awal cerita,

seperti berikut.

Panggung menggambarkan suatu kelas. Ada tiga atau

empat meja, kursi murid, sebuah meja dan kursi untuk guru, dan

sebuah papan tulis. Letak perlengkapan itu diatur sedemikian

rupa sehingga memberikan kesan sebuah kelas.

Latar tersebut menunjukkan bahwa Asdiarti dan Yanti masih

berstatus sebagai pelajar.

Tema yang paling menonjol dalam kutipan naskah drama

tersebut adalah mengenai pertemanan.

Pesan dalam kutipan naskah tersebut adalah bahwa kita harus

berempati terhadap teman kita dan segala sesuatu bisa diselesaikan

jadi, kita sebaiknya tidak terlarut dalam masalah tersebut.

132

132

Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa

2. Jelaskanlah watak setiap tokoh berdasarkan percakapan atau

dialog drama tersebut dengan disertai data yang mendukung.

1. Perankanlah penggalan teks drama berikut oleh beberapa

orang di antara Anda.

Perempuan : Sudah kuduga, Bung tentu pulang

dengan selamat seperti kemarin

pagi. Kalau Bung keluar, aku selalu

cemas-cemas harap. Siapa tahu;

Bung ditimpa malang. Maklumlah

dalam keadaan begini ada peluru

yang sering jatuh salah alamat.

Penyair

: Itulah yang menjadi aku kagum.

Perempuan : Bahwa Bung selalu selamat se-

lama ini?

Penyair

: Bukan, bukan itu. Sebab terus

terang saja, aku sendiri sebenar-

nya tidak begitu peduli tentang

keselamatanku.

Perempuan : Aneh.

Penyair : Kedengarannya memang aneh.

Akan tetapi, begitulah.

Perempuan : Lalu, apa yang Bung kagumi?

Penyair

: Pernyataan Saudari tadi.

Perempuan : Aku tidak mengerti. Coba jelas-

kan.

Penyair : Maksudku, pernyataan Saudari

itu.

Perempuan : Ya. Mengapa?

Penyair

: Hikmahnya terasa begitu puitis

Perempuan : Apa itu pu-i-tis?

Penyair

: (

Membuang puntung rokok, lalu

minum wedang beberapa teguk.

Kemudian, pandangannya ter

arah

pada si pemilik losmen dengan

sorot penuh arti, ditandai dengan

senyumnya

)

Penyair

: Hem, bagaimana caraku untuk

menjelaskan?

Perempuan : Apa tidak dapat Bung menjelaskan

dengan cara-cara yang sederhana

saja?

Penyair :

Hem. Begini. Maksudku, per

nyata

-

an

mu tadi mengandung unsur

-

unsur rasa kasih sayang yang be-

gitu murni.

Perempuan : Oo, begitu?

Penyair

: Ya, begitu. Dan baru pertama kali

ini aku merasa bahwa ada sese-

orang yang menaruh perhatian

ter

hadap keselamatan diriku.

Dan yang memerhatikan, adalah

se orang wanita.

Perempuan : Ah, Bung ini bicara yang bukan-

bukan saja.

Penyair

: Tapi bagiku tidak. Pernyataanku

barusan tadi adalah kata hati

yang tulus. Bukan omong iseng.

Perempuan : Ya, ya, Bung tentu biasa bicara

demikian. Kan Bung sekarang

sedang jauh dengan anak istri.

Jadi, sudah wajar kalau Bung

lalu di jangkiti rasa kesepian.

Bukan maksud ku merendahkan

martabat lelaki, tetapi naluri

lelaki begitulah pada umumnya.

Penyair

: (

Hanya senyum, terus ketawa

kecil

)

Sumber

: Naskah drama

Domba-Domba Revolusi,

1962

Latihan

Latihan

Pemahaman

Pemahaman

133

133

Menelaah Teks

Drama

Penggalan cerita tersebut bercerita tentang beratnya ke hidupan

seorang perempuan bernama Ibu Noor. Gambaran cerita tersebut

baru diwakili oleh satu penggalan paragraf. Untuk sampai pada

penemuan tema dasarnya, Anda perlu memahami penggalan-

penggalan paragraf lainnya. Anda perlu mengetahui siapa tokoh Ibu

Noor, latar belakang kehidupannya, karakter nya, serta tokoh- tokoh

yang lain. Anda pun perlu mengetahui perilaku-perilaku Ibu Noor

selanjutnya dalam menyikapi nasibnya yang demikian itu. Jawaban

atas persoalan tersebut dapat membantu Anda mengetahui tema

yang dikemukakan dalam cerita itu secara keseluruhan.

Untuk mengetahui tema suatu novel, diperlukan apresiasi me-

nyeluruh terhadap berbagai unsur karangan itu. Bisa saja temanya

itu tersurat dan tersirat pada unsur penokohan, alur, ataupun pada

latar.

Memang, hidup Ibu Noor selalu diliputi kesepian. Apa lagi, sejak

ditinggal oleh suaminya. Anak-anak sudah besar dan mandiri sehingga

mereka sendiri mempunyai kesibukan masing-masing. Kesepian Ibu

Noor agak terobati karena ia mempunyai hobi berkebun, membaca,

dan pergi ke museum.

Sumber

: Novel

Dari Lembah ke Coolibah

karya Titis Basino

Anda pernah mendiskusikan isi prosa narasi berupa cerpen

di Pelajaran 9 bagian B. Sekarang, Anda akan mendiskusikan isi

novel. Namun, sebelum lebih jauh mendiskusikan isi novel, simak

dahulu penjelasan berikut.

1.

Tema

Tema suatu novel menyangkut segala persoalan dalam

kehidupan manusia, baik masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih

sayang, maupun kecemburuan. Tema dituliskan secara tersirat oleh

pengarangnya. Untuk dapat merumuskan tema, terlebih dahulu

Anda mengenali unsur-unsur intrinsik yang dipakai novelis untuk

mengembangkan ceritanya itu. Di samping itu, Anda pun perlu

membaca novel tersebut secara utuh.

B

Mendiskusikan Prosa Narasi

Mendiskusikan Prosa Narasi

Anda diharapkan dapat,:

• menentukan

perwatakan

(karakterisasi) tokoh

dengan menunjukkan

kata-kata atau kalimat

yang mendukung;

• menjelaskan latar

yang mendukung

emosi tokoh;

• menjelaskan peran

narator dalam

perwatakan tokoh;

• menentukan tema

dan amanat dikaitkan

dengan masalah sosial

budaya dalam teks;

• mendeskripsikan gaya

penceritaan dengan

memberikan bukti

yang mendukung.

Tujuan Belajar

2. Alur

Jalan cerita suatu novel kadang-kadang berbelit-belit dan

penuh

kejutan, juga kadang-kadang sederhana. Sesederhana alur

suatu novel tidak akan se sederhana jalan cerita dalam cerpen.

Novel memiliki jalan cerita yang lebih panjang. Hal ini karena

tema cerita yang di

kisah

kannya lebih kompleks dengan persoalan

para tokohnya yang juga lebih rumit.

134

134

Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa

Dia pulang dan aku tidur dengan sepiku sendiri yang masih dan

akan selalu aku miliki selama aku tertinggal di ujung per

nikahannya.

Satu hal yang tidak aku rusakkan karena aku juga perempuan yang

tidak bermimpi untuk ditinggal suami. Jadi, aku harus sadar dari

mula bahwa permainan ini hanya sebatas kebosanan yang ada di

antara kami. Mungkinkah kami bisa bosan sedang baru pisah saja

sudah menghitung jam untuk jumpa lagi.

Sumber

: Novel

Dari Lembah ke Coolibah

karya Titis Basino

Dalam kutipan novel itu, cukup tergambar tentang bentuk

konfl

ik yang menggerakkan novel tersebut. Konfl

ik-konfl ik

tersebut berupa:

a. pertentangan tokoh utama dengan lingkungan yang men-

jadikannya bertanya-tanya;

b. pertentangan tokoh utama dengan batinnya sendiri, antara

menghentikan petualangannya memikat hati Ahmad dan

meneruskannya.

Kedua konfl

ik itulah yang kemudian meng hidupkan alur

cerita. Bermula dari kepenasaranan dan ketakjuban tokoh Ibu

Noor menjadikan cerita itu bergerak dan berkembang. Cerita itu

tidak sampai pada kisah Ibu Noor lebih jauh dengan Ahmad. Lebih

menantang lagi, adalah kedekatan Ibu Noor terhadap pria yang

"dikasihinya" itu, di samping sikap Ahmad sendiri yang bersikap

"aneh", seperti memiliki kepribadian ganda. Konfl

ik-konfl ik itulah

yang menjadi cerita itu menarik dan pembaca merasa menjadikan

penasaran di buatnya.

3. Latar

Perhatikan penggalan cerita berikut yang menggambarkan

latar.

Konfl

ik dapat diartikan sebagai suatu pertentangan. Bentuk-

bentuk per tentang an itu, sebagaimana yang terjadi dalam kehidupan

sehari-hari, sangatlah

bermacam-macam, seperti berikut:

a.

pertentangan manusia dengan dirinya sendiri (

konfl

ik

batin);

b. pertentangan manusia dengan sesamanya;

c. pertentangan manusia dengan lingkungannya;

d. pertentangan manusia dengan Tuhan atau keyakinannya.

Bentuk-bentuk konflik semacam itulah yang kemudian

di angkat ke dalam karangan fi

ksi. Konfl

ik itulah yang meng-

gerakkan alur cerita. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika di kata-

kan bahwa konfl

ik merupakan inti dan sebuah cerita. Tanpa adanya

konfl ik, akan sangat sulit bagi terbentuknya suatu cerita.

Berikut contoh konfl

ik cerita.

135

135

Menelaah Teks

Drama

Jam sepuluh baru kota Jakarta tampak dari kejauhan. Kerlip

lampunya yang beribu-ribu menjanjikan kehidupan enak, tapi itu

untuk yang mampu saja. Kalau tidak mampu jangan coba-coba masuk

kota Jakarta, dan aku mem bandingkan dengan banyaknya lampu yang

pernah kulihat di tanah suci, benar-benar berbeda.

Sumber

: Novel

Dari Lembah ke Coolibah

karya Titis Basino

Dipilihnya kota Jakarta dan waktu malam dalam penggalan

cerita tersebut tentunya bukanlah suatu kebetulan. Pengarang

memilih latar tersebut tentunya didasari oleh kepentingan atas

tema, alur, penokohan cerita itu. Dengan demikian, kehadiran

suatu latar berkaitan erat dengan unsur-unsur intrinsik lainnya

dalam cerita itu.

Namun demikian, tentu saja pemilihan latar tidak hanya

didasari oleh unsur-unsur intrinsik cerita itu, tetapi juga ditentu-

kan oleh kepentingan pengarang untuk memberi kesan menarik

kepada pembacanya. Seperti, pemilihan pojok kampung atau

dalam hutan untuk cerita tentang kesunyian memang relevan

hanya tidak menarik; sudah terlalu klise. Akan lebih unik jika

latar kesunyian itu, misalnya, di tengah kota yang penuh hiruk-

pikuk kehidupan.

4. Penokohan

Penokohan merupakan salah satu unsur intrinsik karya sastra, di

samping tema, plot, setting, sudut pandang, serta amanat. Penokohan

adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembang kan

karakter tokoh- tokoh dalam cerita.

Untuk menggambarkan karakter seorang tokoh tersebut,

pengarang dapat menggunakan teknik sebagai berikut.

a. Teknik analitik

Ibu Noor memang patut jadi panutan. Sifat pemurahnya tampak

ketika rumahnya yang setengah lusin jumlahnya, dititipkan kepada

orang lain, untuk disewakan, dan hasilnya dibagi-bagikan untuk

kebahagian bersama. Ibu Noor juga memungut anak-anak orang

tidak mampu, bahkan anak pungut tersebut di kemudian hari ada

yang jadi dokter atau insinyur.

Sumber

: Novel

Dari Lembah ke Coolibah

karya Titis Basino

b. Penggambaran fi

sik dan perilaku tokoh

Amin menarik napas. Ia merasa bergetar setengah mati. Di

bawah todongan pistol penjahat, wajahnya sangat pucat.

c. Penggambaran lingkungan kehidupan tokoh

Rumah yang dengan taman nan asri itu membuat Tanti

merasa betah. Setiap pagi disiraminya taman itu dengan

136

136

Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa

perasaan riang. Jika sesegar taman itu, pikiran menjadi terasa

rileks.

d. Penggambaran tata kebahasaan tokoh

Bapak-bapak dan ibu-ibu, saat ini kita sedang dilanda korup,

ya korup yang sudah memborok di masyarakat kita, sampai kita

tidak merasa bahwa orang korupsi itu satu kesalahan dan malah

satu dosa.

Sumber

: Novel

Dari Lembah ke Coolibah

karya Titis Basino

e. Pengungkapan jalan pikiran tokoh

5. Sudut Pandang Pengarang

Sudut pandang (point of view) adalah posisi pengarang dalam

mem bawakan cerita. Posisi pengarang ini terdiri atas dua.

a. Berperan langsung sebagai orang pertama, sebagai tokoh

yang terlihat dalam cerita yang bersangkutan.

Perhatikan contoh berikut.

f. Penggambaran tokoh-

tokoh lain

Ia ingin menemui anak gadisnya itu pikirannya, cuma

anak gadisnya yang masih mau menyambut dirinya. Dan Mungkin

ibunya seorang janda yang renta tubuhnya, masih berlapang dada

menerima kepulangannya tanpa ketakutan; ingin ia mendekapnya,

mencium bau keringatnya.

Sumber

: Novel

Dari Lembah ke Coolibah

karya Titis Basino

Ibu Noor mengomentari Ahmad, "pembimbing itu meng-

ulangi katanya satu demi satu. Ternyata itu memang juga bicaranya

setelah aku akrab dan itu memberi daya tarik orang untuk

memerhatikan kata-katanya yang diulang-ulang. Aku mengakui

Ahmad sebagai anak muda berkualitas, mandiri, dan percaya diri.

Sumber

: Novel

Dari Lembah ke Coolibah

karya Titis Basino

Setelah makan nasi rames yang sangat terkenal itu, aku pergi

ke pasar keliling dan terus menuju jalan ke Gunung Padang. Monyet-

monyet dan jambu yang terkenal menurut dongeng Marah Rusli

tiada kutemui di remang begini. Dan mungkin tiada sama sekali. Dari

sini, mulai perjalanan di pasir pantai menuju arah ke Purus.

Sumber

: Novel

Dari Lembah ke Coolibah

karya Titis Basino

Tokoh aku atau saya mungkin menceritakan sebagian

pe ngalamannya yang dapat ditonjolkan sebagai bahan cerita,

atau hanya merupakan angan-angannya belaka. Dapat juga

pengarangnya memakai istilah aku atau saya, tetapi ia bukan

tokoh utama, melainkan tokoh pembantu atau hanya memegang

peranan kecil.

137

137

Menelaah Teks

Drama

b. Hanya sebagai orang ketiga yang berperan sebagai peng-

amat.

Perhatikan contoh sudut pandang berikut.

Pak Soleh mengumpulkan pakaian anak-anak. Pakaian itu diangkut

ke balik pintu masjid. Ia sembunyi mengintip. Dari sana ia dapat

melihat segerombolan anak-anak bersuka ria mandi di kolam.

Muli, Baria, Ganang, dan tujuh anak lainnya masih sibuk mandi.

Mereka sembur-semburan air. Ada yang menyela jungkir balik.

Ada pula yang mengapung berhanyut-hanyut. Mereka tertawa

sambil bersorak-sorak. Tak ada yang tahu pakaiannya sudah

pindah tempat.

Sumber

: Novel

Dari Lembah ke Coolibah

karya Titis Basino

Dalam cerita itu, pengarang memakai sudut pandangan orang

ketiga atau cara bercerita orang ketiga. Novelis mem

per gunakan

kata ia, dia, atau memakai nama orang. Pengarang seakan-akan

berdiri di luar pagar. Pengarang tidak memegang peranan apa

pun. Ia hanya menceritakan apa yang terjadi di antara tokoh- tokoh

cerita yang di karangnya.

6. Amanat

Amanat merupakan ajaran moral atau pesan yang hendak

disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karyanya itu.

Sebuah novel dapat terdiri atas beberapa amanat. Contohnya,

pada novel

Atheis

terdapat beberapa amanat berikut.

a. Pergaulan mempengaruhi pola pikir. Jika pergaulan buruk,

pengaruhnya juga buruk.

b. Sikap tidak percaya tuhan (

atheis

) bertentangan dengan

kodrat manusia.

c. Pendidikan keagamaan harus ditanamkan dan diamalkan

secara sungguh-sungguh.

7. Gaya Bahasa

Dalam cerita, penggunaan bahasa berfungsi men ciptakan

suatu nada atau suasana persuasif serta merumuskan dialog

yang mampu memperlihatkan hubungan antarsesama tokoh.

Kemampuan sang pengarang memper guna

kan bahasa secara

cermat dapat mewujudkan suatu suasana yang berterus terang atau

satiris, simpatik atau menjengkelkan. Bahasa dapat me nimbulkan

suasana yang tepat guna bagi adegan yang seram, adegan cinta,

ataupun pe perang an, keputusan, maupun harapan.

Bahasa dapat pula digunakan pengarang untuk menandai

karakter seorang tokoh. Karakter jahat dan bijak dapat di-

gambarkan dengan jelas melalui kata-kata yang digunakan

nya.

Demikian pula dengan tokoh anak-anak atau dewasa, dapat pula

138

138

Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa

diketahui dari kosakata ataupun struktur kalimat yang digunakan

tokoh- tokoh yang bersangkutan.

Untuk lebih jelasnya. Bacalah penggalan novel berikut.

Perhatikan penggunaan gaya bahasanya.

Pagi itu udara cerah. Ketika sembahyang

subuh, kurasakan kedinginan yang menghunjam.

Di kota kecil seperti Purwodadi pastilah orang

dapat melihat pohon-pohon mangga yang

lebat berbunga. Masa-masa peralihan dari

mu

sim kemarau ke musim hujan dinamakan

"

bediding

" di daerah kami. Dan karena pada

waktu demikian udara selalu dingin, apabila

orang mengatakan "Ini sedang bediding",

berarti bahwa itulah musim dingin. Di kala itu

cabang-cabang mempelam sarat oleh warna

kembangnya. Belum tentu semuanya akan

menjadi buah. Kedatangan hujan semakin

tidak menentu di zaman sekarang. Menurut

kebiasaan, hujan musim baru mulai akhir

bu lan Agustus atau per

mula

an September.

Itu adalah perhitungan yang paling dini. Tetapi

sejak bertahun-tahun belakang an ini, musim

tidak lagi teratur. Dalam hal demikian, maka

buah mangga merupakan dagangan mahal di

pasar. Yang memiliki pohon pun tidak memetik

hasil banyak karena bunga nya rontok tertimpa

air dari langit.

Hari itu kami naik becak ke sekolah.

Anakku yang kedua masih meneruskan

minum obat pemberian dokter perusahaan.

Dia tidak mau kutinggal di rumah. Badannya

tidak panas lagi, ingusnya sudah berhenti

meng

alir. Sebab itu kami memutuskan mem-

bawanya masuk sekolah. Jam sepuluh dia akan

di jemput pembantu. Kini dia duduk di pang

ku-

an ku, kedengaran penuh gairah menanya

kan

berbagai hal yang kami lihat di jalan. Merasa-

kan

nya begitu gembira di dalam pelukanku,

aku berharap mudah-mudahan dokter muda

di kantor suami ku keliru dengan kecurigaan

yang di

tunjuk

kannya. Mudah-mudahan anak-

ku tidak perlu di bawa ke mana pun untuk

pemeriksaan lebih lanjut. Lalu pikiran me-

ngenai penyakit itu pun kuhalau jauh-jauh.

Ber

sama anak sulungku, kami berlomba men-

cari pohon mangga yang tumbuh di se

panjang

jalan. Halaman rumah orang kota besar jarang

ditanami buah-buahan. Barangkali karena kami

tinggal jauh dari pusat kami masih menemukan

lebih dari lima pohon. Kemudian kami menerka

jenis mangga apa. Warna bunga nya pun ber-

lainan. Ada yang kuning jernih. Ada yang agak

ke merah

an atau cokelat muda. Anak ku mem-

bandingkan tempat tinggal kami yang sekarang

dengan Purwodadi.

"Di sana lebih banyak pohon buah ya,

Bu," kata sulungku.

"Karena kebanyakan rumah di sana punya

pekarangan," sahutku.

"Di rumah kita malahan ada tiga macam:

golek, lalijiwo, lalu apa Bu, satunya lagi?"

"Gadung," jawabku, dan kuteruskan,

"Di tempat Kakek lebih banyak lagi. Hampir

semua jenis mangga, ada."

Waskito

Karya Nh. Dini

Ah, seperti kemarin saja masa kanak-kanak dirasakan Bu Antana;

di zaman yang tidak pernah ada perang dan revolusi.

Sumber

: Novel

Burung-Burung Manyar

, karya Y B. Mangunwijaya

Bacalah penggalan novel Pertemuan Dua Hati berikut.

139

139

Menelaah Teks

Drama

Mampukah Anda menulis puisi? Siapa pun pasti mampu

melakukannya. Untuk itu diperlukan langkah-langkah yang mem-

bantu penulisan puisi. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai

berikut.

1. Tentukan Tema dan Topiknya

Jika Anda ingin menulis puisi dengan tema tertentu yang

diperhati

kan adalah hal-hal yang berkaitan dengan hal yang akan

Anda tulis. Jika bertema k

eindahan, topik-topiknya tentang gunung

yang menghijau, laut biru, udara segar, matahari pagi yang cerah,

dan suasananya.

2. Mengembangkan Imajinasi

Setelah Anda menentukan topik, misalnya gunung, renung-

kanlah hal-hal yang terdapat dalam gunung ter

sebut, lalu mem-

bayangkan dan menghubung-hubungkannya dengan rasa Anda.

Menulis

Menulis

Puisi dengan Tema

Puisi dengan Tema

Tertentu

Tertentu

C

Anda diharapkan dapat:

• menulis

puisi sesuai

dengan pengalaman

atau pengamatan;

• dan membacakan

puisi yang ditulis

dengan ekspresi yang

tepat.

Tujuan Belajar

"Karena tempat Kakek lebih luas dari

rumah kita di sana!" anak sulungku menyatakan

isi pikirannya.

"Di sana itu bukan rumah kita, sayang.

Sekarang, di Semarang inilah rumah kita!"

Anakku terdiam. Dia terlalu sering meng-

ingat kembali suasana di Purwodadi. Menurut

pendapatnya, semua yang ada di sana lebih baik

dan lebih bagus. Aku tidak mau membiarkan

dia tenggelam dalam kenangan yang terlalu

berlarut-larut. Memang baik dia teringat kepada

suasana yang menyenangkan yang telah lalu.

Sebentar-sebentar dia teringat kepada kakek

dan neneknya. Tetapi, aku ingin dia juga mulai

coba menerima tempat kami yang baru sebaik

mungkin.

"Di Purwodadi, Bapak tidak pernah pulang

ter lambat," kata anak sulungku, menimpali.

Aku agak terkejut. Kalimat itu merupakan

keluhan yang belum pernah kudengar selama

ini. Barangkali telah lama dia menahannya!

Sumber

: Penggalan novel

Waskito

1. Jelaskan tokoh dan perwatakan novel tersebut.

2. Apa saja latar novel tersebut.

3. Apa peran narator di dalam novel tersebut.

Latihan

Latihan

Pemahaman

Pemahaman

140

140

Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa

3. Menuangkan Ide

Hasil imajinasi itulah yang Anda tuliskan dengan me-

merhatikan pilihan kata, majas, rima, atau ungkapan agar k

eindahan

bahasa puisi yang Anda tulis dapat tercapai.

Biasanya judul puisi mengemukakan ide tentang sesuatu.

Boleh tentang sesuatu yang terjadi, boleh nama orang, boleh nama

tempat, boleh suatu benda atau boleh juga suatu waktu dan suatu

masa.

Pada karya-karya nonfi

ksi, karya-karya ilmiah dan sejarah

ditulis dengan saksama, tepat, faktual, untuk membawa informasi

dan biasanya mempergunakan kata-kata denotatif. Di dalam tulisan-

tulisan yang imajinatif atau yang emosional dan yang menggugah

perasaan Anda, biasanya Anda pergunakan kata-kata konotatif.

Perkataan "ibu" arti denotatifnya ialah "orangtua perempuan",

tetapi arti konotatifnya boleh "tanah air", "kecintaan" atau "keba-

hagiaan".

Semua manusia mengalami dunia ini melalui perasaannya. Jika

Anda pergi ke tepi pantai, Anda melihat air laut dan pasir putih.

Anda dapat merasakan asinnya air garam. Kita bisa merasa

kan

panasnya matahari di kepala dan pasir panas di telapak kaki. Anda

bisa mendengar deburan ombak. Kita dapat merasakan dinginnya,

asinnya air laut. Dengan singkat dapat di katakan bahwa Anda

menikmati semuanya itu melalui penga laman yang ada pada rasa.

Jika kehilangan atau ke kurangan rasa, semua hal tersebut tidak

akan dapat Anda rasa kan.

Simbol ialah sesuatu yang mengandung arti lebih dari pada apa

yang terdapat dalam fakta. Jika Anda mencoba memikir kan atau

merenungkan, alangkah banyak lambang di sekeliling mu. Bendera

berpetak-petak dengan macam-macam warna adalah lambang balap

mobil. Panah yang menembus jantung adalah simbol asmara.

Adapun cahaya boleh jadi lambang pengetahuan atau ilmu,

sedang kegelapan atau malam adalah lambang ketidaktahuan.

1. Perhatikan secara saksama lingkungan sekolah Anda, baik

k

ebersihan ruangan kelas, halaman, tembok, selokan, taman,

siswa, maupun guru yang berkaitan dengan sekolah Anda.

Kemudian, Tulislah puisi yang bertema lingkungan sekolah

Anda.

2. Bacalah hasil karya Anda di depan kelas.

Latihan

Latihan

Pemahaman

Pemahaman

141

141

Menelaah Teks

Drama

Domba-Domba Revolusi

Karya B. Soelarto

Di luar kedengaran ledakan peluru.

Politikus dan pedagang buru-buru rebah tiarap

ke lantai. Petualang bersikap tenang saja juga

senyum mencibir melihat kelakuan kedua lelaki

yang sama ketakutan tiarap di lantai. Suara

ledakan hilang. Petualang buru-buru menggamit

kedua orang itu, memberi isyarat agar mereka

bangkit. Keduanya sama bangkit dengan wajah

masih me

ngandung rasa cemas. Politikus sambil

meng

usapi debu pada pakaiannya dengan rasa

geram matanya melotot memandang ke arah

perempuan, yang dibalas dengan cibiran. Pe-

dagang buru-buru ambil cangkir wedang, terus

diminum sisa-sisa isinya sampai tandas.

Politikus : Baik Nona, kali ini kau menang.

Tapi tunggu sebentar lagi ya. Kau

akan rasakan menghina seorang

fungsionaris yang berkuasa besar

seperti aku ini. Nona, sekali aku

beri instruksi menutup losmen

Drama bermakna karangan yang ditulis dalam bentuk per-

cakapan atau dialog dan sengaja disiapkan untuk dilakon

kan.

Drama sering juga disebut tonil (Belanda:

toneel

) atau sandiwara

(Jawa).

Percakapan dan tanya jawab antara pelaku disebut dialog.

Dialog dapat memperkenalkan watak tokoh-tokohnya dan mene-

rangkan isi naskah. Selain itu, dialog berisi kata-kata atau kalimat

yang diucapkan oleh tokoh kepada tokoh lain itu memuat peristiwa

dan pokok pembicaraan yang ingin diungkap kan pengarang.

Tokoh- tokoh diciptakan sebagai pelaku cerita. Karakter to-

koh-tokohlah yang menggerakkan cerita dalam drama. Karakter

yang ditampilkan, misalnya, pemberani, penakut, jahat, serakah,

dan sebagainya. Karakter juga dapat berkaitan dengan tema.

Misalnya, tema percintaan akan memunculkan karakter yang

gagah, heroik, lembut, dan dengki.

Penciptaan watak tokoh bisa secara tidak langsung, yaitu

melalui tindakan dan ucapan tokoh (secara dramatik) dan dapat

secara langsung melalui percakapan tokoh lain (analitik).

Selain tokoh, unsur lain yang tidak kalah pentingnya adalah

latar (setting). Latar turut mendukung suasana dan tema drama.

Misalnya, latar sebuah penjara akan membangun suasana yang

suram, dingin, dan mencekam. Tema yang dapat dikaitkan

dengannya, yaitu tentang kejiwaan, kejahatan, politik, atau sosial

kemasyarakatan.

Untuk menelaah komponen teks drama, simaklah baik-baik

teks berikut.

Menelaah Komponen

Menelaah Komponen

Kesastraan dalam Teks

Kesastraan dalam Teks

Drama

Drama

D

Pelajaran ini bertujuan

agar Anda dapat :

• memahami aspek-

aspek dalam teks

drama;

• menganalisis unsur-

unsur kesastraa dalam

drama.

Tujuan Belajar

142

142

Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa

ini, tidak tunggu besok tidak lusa

Nona akan kehilangan rumah ini.

Dan Nona akan diusir seperti

Nona telah mengusir kami.

Perempuan : Oo... Tuan mau tunjukkan taring,

ha? Silakan tuan. Dibakar pun

rumah milikku ini aku tidak akan

mengeluh.

Politikus jadi gemetar mulutnya karena

dibakar amarahnya. Tapi sebelum ia sempat

bicara, si Petualang cepat melerai.

Petualang :

Sudahlah, Pak. Sia-sia saja me-

ladeni perempuan macam begitu.

Perempuan :

Alangkah hebatnya ucapanmu

itu ya Tuan Tabib obat kuat! Apa

maksud tuan dengan perkataan

"perempuan macam begitu" hah?

Petualang : Nona sudah cukup pengalaman.

Sudah bisa menafsirkan sendiri

dengan tafsiran yang setepat-

tepat nya.

Perempuan :

Hah, alangkah sayangnya bahwa

tuan-tuan yang mengaku manusia-

manusia terhormat, tidak tahu

cara menilai kehormatan diri

pribadi.

Politikus : Cukup! Bicara Nona sudah ke-

lewat batas susila!

Perempuan : Alangkah lucunya tuan bersikap

"sok-susila." Apa tuan sudah lupa

kemarin malam? Tuan berbuat

apa, hah? Tuan membujuk aku

dengan janji-janji muluk, agar

aku menjadikan losmen ini satu

pe rusahaan bordil atasan. Dan

agar aku suka jadi selir tuan

secara tidak resmi....

Politikus : Itu aku protes! Nona telah

dengan cara sengaja menyalah-

tafsir

kan pem bicaraanku ke-

maren malam itu. Nona sekarang

mau meng intimidasi aku dengan

tujuan peme rasan. Nona mau

main intrik ya! Awas, Nona akan

kutuntut

Perempuan : Besok boleh, sekarang boleh juga.

Tuan boleh protes seribu kali.

Politikus menghantamkan ke-

palan tangan satunya ke atas meja.

Sebelum ia sempat menjawab, si

Pe dagang mendahului.

Pedagang : Ingat Nona! Bapak ini seorang

pejabat tinggi yang menguasai

seluruh wilayah ini. Bapak ini

punya kuasa dan wewenang yang

sangat besar. Jangan Nona meng-

umbar bicara mentang-mentang

.....

Perempuan : Mentang-mentang

apa? Aku

tidak peduli siapa tuan-tuan itu.

Di mataku, tuan-tuan tidak lebih

dari lelaki biasa. Yang sok alim,

sok susila. Yang dengan segala akal

bulusnya pintar main sandiwara

untuk menghormatkan per-

buatan isengnya yang sama sekali

tidak terhormat!

Pedagang : Suara Nona seperti guntur!

Perempuan : P

eduli apa! Ini dalam rumahku

sendiri. Sekalipun sekarang ada

bom jatuh kemari karena teriakan-

teriakanku, aku tidak peduli lagi,

pula bukankah tuan-tuan sendiri

yang memulai sengketa ini.

Pedagang : Celaka sudah! Perempuan ini

sudah tidak waras.

Perempuan : Pikiran tuan sendiri bagaimana

hah? Waras? Kalau tuan waras,

kenapa malam lusa kemaren

tuan ngluyur coba-coba masuk

ke kamarku. Mau apa tuan kalau

begitu?

Sumber

: Naskah drama

Domba-Domba Revolusi

, 1962

Dari cuplikan tersebut, Anda mengetahui bahwa drama

Domba-

Domba Revolusi

tokoh-tokohnya terdiri atas empat orang, yaitu

Perempuan, Politikus, Petualang, dan Pedagang.

143

143

Menelaah Teks

Drama

Konfi

k dimunculkan dengan lebih intens (sering) dengan

pengembangan karakter masing-masing tokoh. Misalnya, tokoh

Politikus, Pedagang, dan Petualang akan terus memojok

kan tokoh

Perempuan mengingat tiap-tiap tokoh memiliki karakter negatif.

Sementara itu, tokoh perempuan akan semakin tegar dan berani

sehingga konfl ik berkelanjutan dan semakin meningkat.

Jika drama itu dipentaskan, latar (

setting

) sangat membantu dalam

membangun suasana cerita pada drama itu. Ruangan losmen yang

digambarkan adalah interior sebuah ruangan gaya arsitektur yang

lazim ada pada 1940-an mengingat peris

tiwa dalam cerita tersebut

adalah revolusi fi

sik zaman perang kemer dekaan. Di dalam bentuk

teks, suasana pada drama

Domba-Domba Revolusi

memang kurang

tergambarkan dengan terperinci sehingga situasi tempat kurang

terasa. Gambaran suasana terperinci itu misalnya bentuk lemari,

kursi, meja, serta perabot-perabot dan hiasan-hiasan lainnya. .

Hal yang tidak kalah pentingnya adalah penampilan. Karakter-

karakter dapat lebih dimunculkan dengan penam pilan. Misalnya,

mimik

wajah, gerak-gerik tubuh (

gesture

), nada bicara, serta pemakaian

kostum. Kostum, selain membantu menghidupkan perwatakan

pelaku, juga membantu memper kuat

setting

.

Setelah itu,

dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Karya sastra drama memberikan pemahaman untuk

kehidupan, khususnya melalui pesan karya.

2. Drama tersebut memiliki kekuatan pada karakter/ penokohan.

Hal ini terbentuk karena latar dan konfl

ik antartokoh.

Telaahlah komponen kesastraan dalam penggalan naskah drama

"Bunga Rumah Makan" karya Utuy Tatang Sontani pada Pelajaran

10 bagian A.

Latihan

Latihan

Pemahaman

Pemahaman

Tugas

Tugas

Kelompok

Kelompok

Carilah sebuah naskah drama, kemudian telaah naskah drama

tersebut.

Mengenal

Mengenal

Lebih Dekat

Lebih Dekat



Drama merupakan

percakapan dan perilaku

yang mem

bentuk cerita,

perwatakan, dan citra.

Kita dapat menonton dan

memahami pertunjukan

drama dengan cara

menyimak per

cakapan

di antara pelaku dengan

saksama.

Sumber:

Rendra dan teater

modern Indonesia

, 200

Tokoh Perempuan memiliki karakter tegas, berani, dan pintar.

Politikus memiliki karakter otoriter, hipokrit (munafi k), dan mata

keranjang. Petualang berkarakter pandai bicara. Sementara itu,

tokoh pedagang memiliki karakter mata keranjang.

144

144

Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa

Penokohan para pelaku adalah pelukisan kepribadian para

pelaku / tokoh. Penokohan di bagi menjadi: Protagonis

yaitu tokoh pembawa ide pokok, Antagonis yaitu

tokoh penentang ide pokok, dan Tritagonis yaitu tokoh

penengah.

• dalam mengekspresikan karakter dari seorang tokoh,

seseorang sebaiknya mendalami dahulu peran yang akan

dimainkan, dengan cara membaca naskah.

Intisari

Intisari

Pelajaran 10

Pelajaran 10

Sumber:

www.tokohindonesia.com

Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin

(lahir di Semarang, Jawa Tengah, 29 Februari

1936) atau lebih dikenal dengan nama NH

Dini adalah sastrawan, novelis, dan feminis

Indonesia.

Beberapa karya Nurhayati Sri Hardini

Siti Nukatin yang dikenal dengan nama NH

Dini, ini yang terkenal, di antaranya Pada

Sebuah Kapal

(1972),

La Barka

(1975)

atau

Namaku Hiroko

(1977),

Orang-orang Tran

(1983),

Pertemuan

Dua Hati

(1986),

Hati yang Damai

(1998), belum termasuk karya-

karyanya dalam bentuk kumpulan cerpen, novelet, atau cerita

kenangan.

Mengenal

Mengenal

Ahli Sastra

Ahli Sastra

Setelah selesai pelajaran ini, Anda dapat mengidentifi

kasi

unsur-unsur dalam pementasan drama, mencatat hal-hal

penting dari sebuah cerpen atau novel yang telah Anda baca,

serta mencatat nilai-nilai atau pesan yang terkandung dalam

cerpen atau novel. Selain itu, kini Anda pun dapat memahami

aspek-aspek kesastraan dalam teks prosa naratif. Dengan

begitu, Anda akan semakin dapat mengapresiasi karya sastra.

Refl

eksi

Refl

eksi

Pelajaran 10

Pelajaran 10

145

145

Menelaah Teks

Drama

1. Perankanlah sebuah kutipan naskah drama berikut ini.

Kemudian, siswa lain akan memberikan penilaian sesuai

format yang ada.

Diam

Pentas menggambarkan sebuah ruangan

kamar tamu. Ada beberapa meja dan kursi.

Ada sebuah pintu di sebelah kiri untuk keluar

dan masuk. Di atas meja ada beberapa buku.

Saat itu sore hari, kira-kira pukul 18.00. Lampu

belum dinyalakan.

01. Aleks : (Masuk, menjatuhkan buku-buku

-

nya di meja, dan duduk dengan

kesal) Bing, Bing. (Ber

henti) Bing,

Bing. (Berhenti) Bong, Bong.

(Berhenti) Bong, Boooooong.

Huh, Bongkrek.

02. Irna

: He, sudah lama?

03. Aleks : Baru saja. Kau?

04. Irna

: Lebih baru dari kau. Mana Bing?

05. Aleks : Tahu. Keluar kali.

06. Irna

: Jadi, nggak jadi?

07. Aleks : Sejauh info samar-samar, tafsiran

masih bebas, kau boleh bilang

jadi, boleh bilang tidak jadi.

Boleh bilang ditunda, boleh

bilang dimulai, tetapi terlambat,

dan apa saja.

08. Irna

: Kalau tahu begini, aku mestinya

09. Aleks : Nggak kemari, dan ke Rahayu

bersama Agus, nonton, dan jajan,

dan minum-minum, dan rileks,

dan putar-putar kota, dan cuci

mata, dan....

10. Irna

: Cukup. Kau tak u

sah memperolok-

olok Agus begitu. Memang dia tak

sehebat kau, tak sebriliyan kau, tak

sepopuler kau, tak serajin kau, dan

tak sekaya kau.

11. Aleks : Cukup. Tak usah kau mengejek

begitu. Berkata menyanjung-

nyanjung, tetapi menjatuhkan,

meng

hina, meremehkan, me

man-

dang rendah, me....

12. Irna

: Cukup, tak u....

13. Aleks : Cukup. Kau...

14. Irna

: Sudah.

15. Dawud : (Tiba-tiba masuk) Sudah. Setiap

kali ketemu, begini. Di sekolah,

di kantin, di sini, di rumah Amroq,

di rumah Pak Juweh, di rumah....

16. Irna

: Sudah. Kau juga sama saja. Marah

selalu. Di sini, di sana, dan....

17. Aleks : Kau juga mulai lagi. Masalahnya

itu apa? Dipecahkan. Dan tidak

asal ngomong, asal....

18. Dawud : Diam.

Semuanya diam sejenak dan beberapa

jenak.

Latihan Pemahaman

Latihan Pemahaman

Pelajaran 10

Pelajaran 10

146

146

Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa

Penakluk Ujung Dunian

Karya Bokor Hutasuhut

Di saat putus asa mulai mencekam hati

elang itu mengadakan putaran. Berkeliling pada

satu lingkaran. Pertanda elang itu mau hinggap.

Dapat dipastikan Tio bahwa pohon yang tinggi

lagi rimbun dedaunannya, pada salah satu

dahannya, di situlah sarang elang itu. Elang itu

mengarah ke lembah, di mana batang pohon

besar itu tertancap ke tanah. Tio terus men-

dekat menurun jenjang lembah.

Si belang sudah mengerti bahwa mereka

sedang mengadakan perburuan. Elang itu cepat

menukik ke bawah setelah mengadakan putaran

entah berapa lama. Dan, waktu inilah, kepaknya

mengenai salah satu dahan, sam

baran

nya jatuh

ke tanah. Elang itu me

ngikut

kan sambaran

nya

ke bawah. Saat yang baik itu tidak dilewatkan

Tio. Cepat dia me ngayun ambalangnya. Lalu

melepaskan peluru. Se ketika napasnya serasa

terhenti me

lihat peluru ambalangnya mengenai

sasaran atau tidak.

Sayang sekali peluru ambalangnya hanya

mengenai buntut elang. Karena terkejut elang

itu buru-buru mengepakkan sayapnya. Mau

terbang. Tapi, dari arah lain sebuah tombak

terbang cepat. Langsung tertancap ke dada

elang-elang itu jatuh ke tanah bersama gelepar

lemah, gelepar akhir. Wajah Tio menjadi merah

padam dan merasa kesal bercampur malu,

kenapa peluru ambalangnya tidak me

nge nal

dada elang itu. Atau, kenapa dia tidak meng-

gunakan tombaknya? Sebuah tawa meledak di

antara rimbunan ilalang. Si belang berlari cepat

ke tempat suara itu bersumber. Lalu, Ronggur

sudah ada di hadapan Tio.

Bersama senyum kemenangan, Ronggur

berkata, "Sudah mampus penyambar ayam yang

paling jahanam ini"

Tio masih terpaku pada tempatnya. Mera-

sa malu akan ketololannya. Ronggur memang-

gilnya agar datang mendekat. Baru dia berge-

rak.

"Lihat," kata Ronggur. "Muncung tombakku

tertancap di dadanya."

"Aku tahu, Hulubalang Muda," sahut Tio.

Suaranya halus dan menggetar.

Ronggur menatap Tio lama-lama hingga

Tio menundukkan kepala menatap tanah.

"Tapi, peluru ambalangmu sangat deras

dan bagus arahnya.

Buntut elang kena membuat elang tidak

bisa cepat terbang. Di saat inilah aku me

ngayun-

kan tombakku. Kalau buntut nya tidak kena

ambalangmu, belum tentu muncung tombakku

bisa tertancap di dadanya.

Sumber

: Novel

Penakluk Ujung Dunia

, 1998

2. Identifi

kasilah tokoh, konfl ik, latar dan nilai-nilai yang

terkandung dalam penggalan novel berikut.

3. Tulislah sebuah puisi berdasarkan pengalaman Anda.

4. Identifi

kasilah komponen kesastraan dalam penggalan teks

drama pada soal no 1.